Definisi Dan Pengertian Mashdar

Definisi Dan Pengertian Mashdar

Mashdar Adalah Isim Manshub Yang Datang Menempati Tempat Ketiga Dalam Urutan Tashrif Fi’il. Contohnya :
ضَرَبَ-- يَضْرِبُ--ضَرْبًا.
  Pembagian Mashdar

Mashdar Terbagi Menjadi Dua Bagian :
•    1. Lafdzhy
•    2. Ma’nawy
Apabila Lafaz Mashdarnya Sama Dengan Lafadzh Fi’ilnya, Maka Ia Termasuk Mashdar Sebangsa Lafdzhy. Seperti Contoh :
قَتَلْتُهُ قَتْلًا.


 KETERANGAN :

        Coba Perhatikanlah Lapadz قَتْلًا. Itu Adalah Contoh Mashdar Lafdzhy Yang Lafadznya Sama Dengan Fiil-Nya. Jika Kamu Menemukan Sepeti Contoh Diatas Maka Yang Demikian Adalah Masdar Lafdzhy

Dan Apabila Mashdarnya Sama Dengan Makna Fi’ilnya Bukan Dengan Lafaz-Nya, Maka Ia Adalah Mashdarsebangsa Ma’nawy. Seperti Contoh:
•    جَلَسْتُ قُعُودًا(Aku Duduk Dengan Sebenar-Benarnya Duduk)
•    وقمت وُقُوفًا'(Aku Berdiri Dengan Sebenar-Benarnya Berdiri)
  KETERANGAN :

        Dan Perhatikanlah Contoh Diatas جَلَسْتُ قُعُودًا Lafadz جَلَسْتُ Adalah Fiil Sedangkan Lafadzقُعُودًا Adalah Maf'ul Yang Berbentuk Mashdar, Kedua Makna Tersebut Memiliki Kesamaaan Yang Artinya "Duduk". Akan Tetapi Berbeda Pada Bentuk Lafadznya Maka Yang Demikian Itu Disebut Dengan Masdar Maknawy

Isim – Isim Yang Dinashobkan Ada 15, Yaitu: Maf'ul Bih (Obyek), Mashdar, Dzorof Zaman (Keterangan Waktu), Dzorof Makan (Keterangan Tempat), Haal (Keterangan Keadaan), Tamyiz, Mustatsnaa (Pengejualian), Isim Dari  لَا, Munadaa (Kata Seru), Maf'ul Min Ajlihi/Maf'ul Li Ajlihi, Maf'ul Ma'ahu, Khobar Bagi  كَانَ وَأَخَوَاتِهَا, Isim  إِنَّ وَأَخَوَاتِهَا, Dan Tabi' (Yang Mengikuti) I'rabnya Pada Kata Yang Dinashobkan, Yang Terdiri Dari 4 Jenis Yaitu: Na'at (Kata Sifat), 'Athof (Kata Sambung), Taukid (Penekanan/Penegasan) Dan Badal (Kata Pengganti).[4]

B.     Contoh-Contoh Isim-Isim Yang Dinashobakan
1.      Maf'ul Bih & Maf'ul Muthlaq: ضَرَبْتُ زَيْداً (Aku Memukul Zaid), ضَرَبْتُ Merupakan Fi'il-Fa'il (Fa'il Berupa Dlomir Mutakallim), زَيْداً Adalah Maf'ul Bih Yang Manshoh Dengan Tanda Nashob Fathah Karena Berupa Isim Mufrod.
1.      Mashdar (Pembendaan Kata Kerja/Fi'il): ضَرَبْتُ ضَرْباً (Aku Memukul “Sebuah Pukulan”)
2.      Dzorof Zaman: صُمْتُ اليَوْمَ (Aku Berpuasa Pada Suatu Hari)
3.      Dzorof Makan: جَلَسْتُ أَماَمَ الكَعْبَةِ (Aku Duduk Di Depan Ka'bah)
4.      Haal:جَاۤءَ زَيْدٌ رَاكِباً  (Telah Datang Zaid Dengan Menunggang (Suatu Tunggangan)/Bisa Juga Diartikan: Dengan Berkendara).
5.      Tamyiz: وَفَجَّرْنَا الأَرْضَ عُيُوْناً (Dan Kami Jadikan Bumi Memancarkan Mata Air – Mata Air: Al-Qamar:12)
6.      Mustatsna: قَامَ القَوْمُ إِلّاَ زَيْداً (Telah Datang Sebuah Kaum Kecuali Zaid)
7.      Isim Dari  لَا Misalnya لاَغُلاَمَ رَجُلٍ حاَضِرٌ   (Tidaklah Anak Lelaki Seorang Lelaki Hadir {Anak Lelaki Seseorang Tidak Hadir})
8.      Munadaa:  ياَغُلاَمَ زَيْدٍ (Wahai Anak Lelaki Zaid)
9.      Khobar  كَانَ وَأَخَوَاتِهَا  Misalnya كاَنَ زَيْدٌ قاَۤئِماً  (Zaid Sedang Berdiri)
10.  Isim  إِنَّ وَأَخَوَاتِهَا Contoh إِنَّ زَيْداً قاَئِمٌ (Bahwasanya Zaid Berdiri)
11.  Maf'ul Min Ajlihi (Maf'ul Liajlihi): قَامَ زَيْدٌ إِجْلاَ لاً لِعَمْروٍ (Zaid Telah Datang Untuk Menghormati 'Amr)
12.  Maf'ul Ma'ahu : سِرْتُ وَالنِّيْلَ  (Aku Berjalan Sepanjang/Bersamaan Dengan Aliran Sungai Nil), Contoh Lainnya: سَافَرَ زَيْدٌ وَالصُّبْحَ (Zaid Pergi/Safar Bersamaan Dengan Waktu Shubuh)
13.  Kata – Kata Yang I'robnya Tabi' Pada Kata Yang Yang Di Nashob (Na'at, 'Athof, Taukid, Badal):
1.      Na'at : رَأَيْتُ زَيْداً العَاقِلَ (Aku Melihat Zaid  Yang Berakal)
2.      'Athof : رَأَيْتُ زَيْداً وَ عَمْراً (Aku Melihat Zaid Dan 'Amr)
3.      Taukid : رَأَيْتُ زَيْداً نَفْسَهُ (Aku Melihat Zaid, Dirinya Sendiri)
4.      Badal : رَأَيْتُ زَيْداً أَخاَكَ (Aku Melihat Zaid Saudaramu)



Dhorof Makan Dan Dhorof Zaman

Sebelum Saya Sampaikan Tentang Pengertian Majrur Sebagaimana Telah Saya Janjikan Sebelumnya, Saya Akan Menyampaikan Terlebih Dahulu Tentang Dhorof (ظَرْفُ). Dhorof (Dhorfun) Jika Saya Jelaskan Dengan Bahasa Saya Adalah Kata Dalam Bahasa Arab Yang Menyatakan Posisi Tempat Dan Waktu.

Dhorof Dibagi Menjadi Dua Macam:


A. Dhorfu Makan (الظَرْفُ الْمَكَانُ)

Yaitu Dhorof Yang Membahas Tentang Posisi-Posisi Tempat Dalam Bahasa Arab. Beberapa Dhorof Makan Dapat Anda Lihat Di Tabel Berikut:


No    Dhorof Makan    Cara Membaca    Arti
1    أَمَامَ    Amaama    Di Depan
2    وَرَاءَ    Waroo A    Di Belakang
3    جَانِبَ    Janiba    Di Samping
4    عَلَي    ‘Ala    Di Atas (Nempel)
5    فَوْقَ    Fauqo    Di Atas (Tidak Nempel)
6    تَحْتَ    Takhta    Di Bawah
7    بَيْنَ    Baina    Di Antara
 
B. Dhorfu Zaman (الظَّرْفُ الزَّمَانُ)

Yaitu Dhorof Yang Membahas Tentang Posisi-Posisi Waktu Dalam Bahasa Arab. Beberapa Dhorof Makan Dapat Anda Lihat Di Tabel Berikut:


No    Dhorfu Zaman    Cara Membaca    Arti
1    قَبْلَ    Qobla    Sebelum
2    بَعْدَ    Ba’da    Sesudah
 
1. Dhorof Makan :
Yaitu Kata Yang Artinya Mengandung Pengertian Tempat Tak Terbatas, Yang Di I`Rob Nashob. Dimaksudkan Sebagai Kata Keterangan Tempat.
Contoh : ظ
- يَـقُـوْمُ خَـالِدٌ اَمَـامَ ا لْفَـصْلِ
Kholid Sedang Berdiri Didepan Kelas
ظ
- ا لـقَـلَمُ تَحْتَ كِـتَا بـِكَ
Pena Itu (Berada) Dibawah Bukumu
ظ
- بَيْتُ خَـالِدٍ بَيْنَ ا لْمَسْجِدِ و ا لْمَدْرَسَـةِ
Rumah Kholid Berada Diantara Masjid Dan Sekolah




HUKUM DHOROF ZAMAN ( KETERANGAN WAKTU ).

Semua isim yang menunjukkan arti waktu, maka boleh dibaca nashob menjadi maf’ul fiih (dhorof) secara mutlak. Baik yang Mukhtash, Ma’dud, atau Mubham.
• Mukhtash : semua lafadz yang dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan yang menggunakan kata tanya
Contoh :
Dalam susunan kalimat :


• Ma’dud : semua lafadz yang dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan yang menggunakan kata tanya
Contoh :
Dalam susunan kalimat

• Mubham : semua lafadz yang tidak dapat digunakan sebagai jawaban dari pertanyaan.
Contoh :

HUKUM DHOROF MAKAN ( KETERANGAN WAKTU ).

Isim-ism yang menunjukkan arti tempat, tidak semuanya bisa dinashobkan dan menjadi dhorof.
Ada 3 jenis isim makan yang bias menjadi dhorof, yakni :
1) Mubham, sebagaimana nama-nama enam arah :


2) Menunjukkan ukuran jarak, seperti :

3) Isim makan yang dikeluarkan dari masdar amilnya, seperti :



Selain isim makan yang 3 diatas, tidak boleh dibaca nashob menjadi dhorof ( maf’ul fih ). Oleh karena itu, tidak diperbolehkan membuat kalimat sebagai berikut :

Isim yang menunjukkan arti tempat tetapi tidak memenuhi syarat dijadikan dhorof harus dijarkan menggunakan huruf jar “ “, sehingga susunan diatas menjadi :

Adapun ucapan yang biasa diungkapkan oleh orang Arab, seperti :
Kata yang dibaca nashob tersebut bukan karena dhorof, tetapi nashob sebab “ naz’ul khafidh ” ( membuang huruf jar ).
Adapun Isim-isim yang dinashabkan ada lima belas:
1. Maf’ul bih (objek dari Fiil)
2. Mashdar(Dasar Isi yang diambidari susunan tashrif yang ke tiga)
3. Dzharaf zaman(Kata yang menujukan waktu)
4. Dzharaf makan (kata yang menunjukan tempat)
5. Hal (Kata yang menunjukan keadaan)
6. Tamyiz
7. Mustatsna (pengkecualian)
8. Isim Laa (kata bermakna tidak)
9. Munada (seruan)
10. Maf’ul min ajlih (mengandung makna sebab/karena)
11. Maf’ul ma’ah (mengandung makna bersama/beserta)
12. Khabar kaana (Khabar dari Isim kaana)
13. Isim inna (isim dari Inna)
14. khabar saudara kaana dan isim saudara inna
15. Isim yang mengikut nashab
Mengikuti yang dinashabkan, yaitu ada empat bagian :
•         Na’at,
•         ‘Nthaf,
•         Naukid,
•         Dan badal



PENGRTIAN TAMYIZ
Pengertian Tamyiz adalah: Isim Nakiroh yg menunjukkan makna Min, sebagai penjelasan lafazh samar sebelumnya. contoh:
اشتريت رطلاً عسلاً
ISYTAROITU RITHLAN ‘ASALAN* = aku membeli satu Ritl madu.
* lafazh “‘ASALAN” adalah Tamyiz, karena berupa Isim dengan dalil tanwin, dan Nakiroh yg mengandung makna MIN lil bayan, yakni takdirannya “MINAL-’ASALI” berfungsi untuk menjelaskan kalimah sebelumnya yg samar. karena perkataan ISYTAROITU RITHLAN masih mengundang kesamaran, pendengar tidak akan faham apa yg dikehendaki dengan RITHLAN, apakah madu ataukah kurma atau beras?. oleh karena itu perkataan Rithl sepantasnya diberi penjelasan atau Tamyiz oleh lafazh-lafazh lain yg dimaksud, sebagaimana contoh ‘ASALAN maka hilanglah kesamaran dan dapat difahami serta jelas apa yg dimaksud.
Keluar dari defini Tamyiz Nakirah, yaitu berlafazh Ma’rifah. contoh :
هذا الرجل طاهرٌ قلبَه
HAADZA AR-ROJULU THOOHIRUN QOLBA HU*
*Menashobkan lafazh QOLBA HU, sekalipun sebagai penjelasan bagi lafazh samar sebelumnya, tapi ini tidak dinamakan Tamyiz karena berupa Isim Ma’rifah, dinashobkan oleh sifat Musyabbahah sebagai Maf’ul Bih (Insya Allah akan dijelaskan nanti secara khusus pada Bab Sifat Musyabbahah).
Keluar dari definisi Tamyis yg punya makna MIN, yaitu HAAL yg punya makna FI.
Keluar dari defini Tamyiz menjelaskan lafazh samar sebelumnya, yaitu Isimnya LAA Nafi Jinsi. contoh:
لا رجل في المسجد
LAA ROJULA FIL-MASJIDI*
*lafazh ROJULA sekalipun mengandung makna MIN yakni MIN ROJULIN, tapi fungsinya bukan untuk menjelaskan, namun sebagai Min Lil Istighroq.
Tamyiz ada dua:
1.      Tamyiz Mufrod atau disebut Tamyiz Dzat
2.       Tamyiz Jumlah atau disebut Tamyiz Nisbat
1. TAMYIZ MUFROD ATAU TAMYIZ DZAT:
Digunakan sebagai Tamyiz bagi lafazh-lafazh yg menunjukkan :
1. Adad/bilangan.
2. Ukuran Jarak
3. Ukuran Takaran
4. Ukuran Berat
Contoh Tamyiz Dzat atau Tamyiz Mufrad untuk lafazh Adad/bilangan:
اشتريت ستة عشر كتاباً
ISYTAROITU SITTATA ‘ASYARO KITAABAN = aku membeli enam belas kitab
Contoh Tamyiz Dzat atau Tamyiz Mufrad untuk lafazh ukuran jarak:
اشتريت ذراعاً صوفاً
ISYTAROITU DZIROO’AN SHUUFAN = Aku membeli satu Dzira’ (satu hasta) kain wool.
Contoh Tamyis Dzat atau Tamyis Mufrad untuk lafazh ukuran takaran:
اشتريت إردباً قمحاً
ISYTAROITU IRDABBAN QOMHAN = Aku membeli satu Irdabb (24 Gantang)Gandum.
Contoh Tamyis Dzat atau Tamyis Mufrad untuk lafazh ukuran berat/timbangan:
اشتريت رطلاً سمناً
ISYTAROITU RITHLAN SAMNAN = aku membeli satu Rithl minyak Samin.
Atau diberlakukan juga untuk lafazh-lafazh yang serupa dengan ukuran-ukuran, contoh:
صببت على النجاسة ذنوباً ماءً
SHOBIBTU ‘ALAA ANNAJAASATI DZANUUBAN MAA’AN = Aku menuangkan pada Najis satu timba air.
اشتريت نحياً سمناً
ISYTAROITU NIHYAN SAMNAN = Aku membeli satu Nihy minyak samin (Nihy : wadah kantong dari kulit khusus tempat samin).
Contoh dalam Al-Qur’an:
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَمَاتُوا وَهُمْ كُفَّارٌ فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْ أَحَدِهِمْ مِلْءُ الْأَرْضِذَهَبًا وَلَوِ افْتَدَى بِهِ
INNALLADZIINA KAFARUU WAMAATUU WAHUM KUFFAARUN FALAY-YAQBALU MIN AHADIHIM MIL’UL-ARDHI DZAHABAN WALAWIFTADAA BIH.*
Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang diantara mereka emassepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu.. (QS. Ali Imron : 91).
*Lafazh “DZAHABAN” = emas, dinashobkan sebagai Tamyiz dari lafazh serupa ukuran-ukuran yaitu lafazh “MIL’UL-ARDHI” = sepenuh bumi.
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ . وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
FAMAY-YA’MAL MITSQOOLA DHARROTIN KHOIROY-YAROH. WAMAY-YA’MALMITSQOOLA DZARROTIN-SYARROY-YAROH*.
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. (QS. Al-Zalzalah :7-8)
*Lafazh “KHIRON dan SYARRON” dinashobkan sebagai Tamyiz dari lafzh serupa ukuran timbangan, yaitu lafazh “MITSQOOLA DZARROTIN”.
*****
2. TAMYIZ JUMLAH ATAU TAMYIZ NISBAT:
Yaitu Tamyiz untuk menghilangkan kesamaran makna umum dari penisbatan dua lafazh di dalam tarkib jumlah.
Tamyiz Nisbat/Jumlah dalam pertimbangan asalnya terbagi dua macam:
1. Tamyiz Nisbat peralihan dari Faa’il, contoh:
حَسُنَ الشاب خلقاً
HASUNA ASY-SYAABBU KHULUQON* = pemuda itu baik akhlaqnya
*Lafazh “KHULUQON” dinamakan Tamyiz Nisbat, karena menghilangkan kesamaran penisbatan “HASUNA” kepada lafazh “ASY-SYAABBU”, sebagai Tamyiz nisbat peralihan dari Fa’il, karena asalnya :
حَسُنَ خُلُقُ الشاب
HASUNA KHULUQU ASY-SYAABBI = Akhlaq pemuda itu baik.
Contoh dalam Al-Qur’an:
واشتعل الرأس شيباً
WASYTA’ALAR-RO’SU SYAIBAN* = dan kepalaku telah ditumbuhi uban (QS. Maryam :4)
*Lafazh “SYAIBAN” sebagai Tamyiz Nisbat peralihan dari Fa’il lafazh “RO’SU” karena takdirnya: WASYTA’ALA SYAIBURRO’SI.
2. Tamyiz Nisbat peralihan dari Maf’ul, contoh:
وَفَّيْتُ العمال أجوراً
WAFFAITUL-’UMMAALA UJUURON* = aku membayar para pekerja itu ongkos
*Lafazh “UJUURON” sebagai Tamyiz Nisbat menghilangkan kesamaran penisbatan “WAFFAITU” kepada “UMMAALA” disebut Tamyiz Nisbat Manqul dari Maf’ul, karena asalnya adalah: “WAFFAITU UJUUROL-UMMAALI” = aku membayar ongkos para pekerja.
Contoh dalam Al-Quran:
وَفَجَّرْنَا الْأَرْضَ عُيُونًا
WA FAJJARNAA AL-ARDHO ‘UYUUNAN* = Dan Kami jadikan bumi memancarkanmata air-mata air (QS. Al-Qomar 12)
*Lafazh “UYUUNAN” adalah Tamyiz Nisbat yg dimanqul/dialihkan dari Maf’ul Bih, karena taqdirannya adalah: “WAFAJJARNAA ‘UYUUNAL-ARDHI.
Hukum I’rob TAMYIZ umumnya adalah Nashob. adapun Amil yg menashobkan bagi Tamyiz Dzat adalah Isim Mubham/isim yg samar. sedangkan Amil yg menashobkan Tamyiz Nisbat adalah Musnadnya yg berupa kalimah Fi’il atau yg serupa pengamalan Fi’il.

1 Response to "Definisi Dan Pengertian Mashdar"

  1. Gambling at Casinos Near Harris - MapyRO
    Find the 오산 출장마사지 nearest casinos 충주 출장안마 to Harris, Harris, Harris, MI, DOR, MI and enjoy no other 김제 출장마사지 option but 동두천 출장샵 to stay connected 안성 출장샵 via a car.

    ReplyDelete